Assalamualaikum!
Halo teman teman, kali ini saya akan mengajak teman teman untuk berkenalan dengan Bahasa Jepang.
Bahasa Jepang adalah bahasa yang dipakai di Negara Jepang (ya ialah siapa juga tau 😓), hahahaha.
Bahasa Jepang menjadi poin yang sangat penting apabila kamu bercita-cita bekerja di Jepang. Memang, ada beberapa perusahaan internasional di Jepang yang hanya mensyaratkan Bahasa Inggris, dan sebenarnya tidak bisa bahasanya juga ya hidup hidup aja di Jepang. Hanya saja, umumnya yang hanya mensyaratkan Bahasa Inggris umumnya bekerja di bidang teknis ataupun keahlian khusus, dan peluangnya lebih sedikit dibanding kalau kamu menguasai Bahasa Jepang.
Berikut poin poin penting dalam Bahasa Jepang menurut saya,
1. Huruf
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Bahasa Jepang memiliki hurufnya sendiri dan tidak menggunakan alfabet seperti yang kita gunakan.
Karena tidak bisa membacanya, kita sering menyebutnya huruf kriting dan sulit membedakannya dengan huruf kanji Cina ataupun hangul milik Korea.
Huruf dalam Bahasa Jepang sendiri secara garis besar dibagi 2, Kana dan Kanji, dan keseluruhannya ada 3 → Hiragana, Katakana, dan Kanji. Untuk alfabet disebut romaji.
Untuk memulai belajar Bahasa Jepang, saya sarankan untuk menghafal huruf Kana dulu. Huruf pertama yang wajib dihafal adalah Hiragana. Hiragana merupakan huruf dasar yang ada di setiap aspek kehidupan. Buku anak anak umumnya ditulis dengan Hiragana, karena mereka baru bisa membaca Hiragana saja. Secara bentuk, Hiragana lebih “lentur” dan simpel.
Tabel diatas saya buat sendiri, dan isinya hanya huruf dasarnya. Nanti akan ada huruf kombinasi dan huruf tambahan lainnya. Yang penting, hafalkan saja huruf yang ada di tabel atas terlebih dahulu. Karena huruf kombinasi dan tambahan menggunakan huruf yang sama persis. Jadi kan kalau sudah hafal akan lebih mudah. Kalau ada waktu nanti akan saya post lebih detail lagi mengenai Hiragana.
Setelah hafal Hiragana, baru deh disambi belajar grammar dan vocab.
Untuk huruf selanjutnya adalah Katakana. Katakana dipakai untuk menuliskan kata serapan. Contoh sederhananya nama kita. Untuk kosa kata yang tidak berasal dari Jepang, dituliskan dengan huruf Katakana. Secara bentuk, huruf Katakana terlihat lebih kaku dibanding Hiragana.
Saran saya, hafalkan dulu Hiragana dan Katakana, baru setelahnya mulai belajar huruf Kanji. Untuk huruf Kanji sendiri, karana jumlahnya yang banyaaaaaaaaaaakkkkkk sekali, tidak mungkin saya buatkan tabelnya hahahahaha. Tiap tiap huruf Kanji ada artinya masing masing, dan ada tingkatannya. Jadi, untuk belajar Kanji tinggal mengikuti tingkatannya saja ya.
2. Pelafalan
Seperti yang teman teman lihat di poin huruf di atas, Bahasa Jepang memiliki huruf vokal, dan setelahnya semua hurufnya (kecuali ん/ン) berpasangan, tidak berdiri sendiri. Untuk pelafalan saya rasa Bahasa Jepang sangat mudah untuk lidah orang Indonesia. Berdasarkan pengalaman sendiri, saat mencoba belajar Bahasa Korea dan Bahasa Jepang, lidah saya lebih cepat menyerap Bahasa Jepang. Ya tiap orang beda beda sih.
Mungkin yang perlu perhatian ekstra itu ra-ri-ru-re-ro. Orang Indonesia terbiasa menyebut huruf R dengan tegas. Seperti, rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr. Sedangkan orang Jepang itu melafalkan ra-ri-ru-re-ro lebih dekat ke huruf L. Mengambang diantaranya. Tidak cadel juga, setengah cadel mungkin.
Selama saya tinggal di Jepang dan berinteraksi dengan mereka, pelafalan Bahasa Jepang oleh orang Indonesia terdengar lebih natural dibanding negara negara lain. Kenapa? Karena Bahasa Indonesia tidak memiliki tone/nada seperti Bahasa Cina ataupun Vietnam. Kata sensei saya dulu saat di sekolah bahasa, orang Indonesia pelafalannya bagus, paling yang agak bermasalah di huruf R saja karena kita terbiasa melafalkannya dengan tegas.
Dalam Bahasa Jepang juga ada panjang pendeknya, dan berpengaruh ke arti, mirip seperti Bahasa Arab. Untuk kosa kata asli Bahasa Jepang yang ditulis dengan Hiragana atau Kanji, pelafalan panjang umumnya ada di huruf O, Ko, To, dst. Umumnya pelafalan panjang akan ditambahkan huruf U dibelakang. Sebagai contoh 方法(houhou), pelafalannya tetap “hoho” bukan “ho-u ho-u” hanya saja dibaca agak panjang, agak ya, jangan lebay 😅😂. Tapi ada juga yang di double seperti pada kata 大きい(Ookii). O dibaca panjang, dan ditulis dengan 2 huruf O.
Untuk kosa kata serapan, huruf panjang umumnya dituliskan dengan “ー”. Umumnya dipakai untuk kosakata yang sulit ditulis dengan Katakana karena tidak adanya huruf mati (kecuali N) dalam Bahasa Jepang. Perlu diingat bahwa kata serapan yang ditulis dengan Katakana, ditulis berdasarkan pelafalannya di bahasa aslinya. Gampangnya, apa yang dia dengar, itu yang dia tulis. Nah contohnya kata serapan dari Bahasa Inggris, Curtain (gorden) ditulis カーテン(kaaten). Nah, kalo yang ini panjangnya dibaca beneran, lebih panjang dibanding yang kosa kata asli Jepang.
3. Susunan kalimat + Partikel
Untuk susunan kalimat, sedikit berbeda baik dengan Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia. Untuk materinya, silahkan teman teman cari sendiri ya. Karena saya paling gak bisa urusan ginian hahaha. Dari dulu Bahasa Indonesia nilainya jelek mulu. Kalimat sederhana Bahasa Jepang sih umumnya seperti ini susunannya: Subjek + Objek + Kata kerja. Yang perlu diperhatikan, akan adanya partikel. Ini merupakan penghubung antara subjek dengan objek, dan juga objek dengan kata kerja. Partikel diwakilkan dengan 1 huruf hiragana. Oleh karenanya, seperti yang saya bilang di poin 1, huruf hiragana pasti ada di semua aspek kehidupan.
Penggambaran paling mudah untuk artikel adalah penggunaan “di” untuk menunjukkan lokasi dalam Bahasa Indonesia. Untuk Bahasa Jepang diwakilkan oleh huruf で/に masing masing huruf digunakan untuk situasi yang berbeda. Nah, silahkan dicari sendiri ya materinya, karena jujur saja saya juga gak PD ngejelasin yang ini hahaha.
4. Bentuk Kata Kerja
Sama halnya dengan Bahasa Inggris, kata kerja dalam Bahasa Jepang juga ada beberapa bentuk. Bahkan jumlahnya lebih banyak dibanding Bahasa Inggris. Kenapa demikian? Dalam Bahasa Inggris V1, V2, V3, V-ing, dipakai untuk menyatakan waktu dari aksi yang dilakukan. Sedangkan dalam Bahasa Jepang tidak. Perubahan kata kerja dipergunakan untuk menunjukkan berbagai hal dan didalamnya juga termasuk untuk menunjukkan masa lampau. Untuk mempelajari ini memang harus pelan-pelan, dan saran saya pake buku pegangan seperti Minna no Nihongo 1 & 2. Buku ini akan mengajarkan tentang perubahan bentuk kata kerja sesuai dengan babnya masing masing.
5. Grammar
Nah ini, grammar hahaha. Bahasa Inggris, sepaham saya, bentuk grammar-nya ada 16 dan semunya berdasarkan waktu dari aktivitasnya. Naaaahhhh, kalo Bahasa Jepang grammar-nya umumnya berdasarkan perasaan dari si pembicara. Beratkan mainannya perasaan, hahaha. Kalau diawal awal mungkin sulit membayangkannya. Tapi kalau sudah mulai belajar banyak bentuk grammar insyaAllah paham sama apa yang saya maksud.
FYI, di Jepang ada budaya 曖昧(aimai), dimana mereka tidak mengutarakan pendapat yang berbeda ataupun penolakan secara jelas untuk menjaga perasaan lawan bicara. Nah, setelah belajar Bahasa Jepang saya jadi paham kenapa mereka ada budaya aimai, tapi mereka komunikasi lancar lancar aja tuh ke sesama orang Jepang. Menurut saya kenapa bisa lancar karena mereka pakai grammar sesuai dengan tempatnya. Jadi kalau lawan bicaranya sudah pakai bentuk kalimat tertentu, mereka sudah paham “oh sebenernya mereka tidak setuju”, dsb. Btw, ini pendapat pribadi saya loh ya~
6. Bahasa Anime VS Sehari Hari
Buat para wibu wibu diluar sana mana suaranyaaaaaaa~ jangan khawatir, sayapun wibu hahaha.
Dalam postingan saya sebelumnya, saya menyarankan untuk belajar Bahasa Jepang dengan anime. Namun ada hal yang harus diperhatikan. Yang pertama, anime yang ditonton sebaiknya bukan yang dilatar dunia fantasi (contoh: Naruto, Fairy Tale, One Piece, dsb). Kenapa demikian, kosa kata yang dipakai umumnya tidak dipakai di Bahasa Sehari hari atau cendrung kasar bila dipakai. Saran saya, cari anime yang latarnya dunia nyata atau kehidupan sehari hari.
Tidak hanya jenis animenya, yang perlu diingat adalah, anime pada umumnya menceritakan tentang pertemanan ataupun pembicaraan yang ada di anime adalah antara teman/keluarga, intinya antar orang orang yang sudah kenal baik. Oleh karenanya bahasa yang dipakai juga bahasa sehari hari yang umumnya informal. Nah, tentunya ini tidak cocok untuk dipakai ke orang yang baru dikenal. Umumnya bahasa formal (ます/です) dipakai untuk orang yang baru dikenal. Apabila bahasa informal dipakai tidak pada tempatnya, bisa jadi tidak sopan ataupun dianggap SKSD.
Tapi ya balik lagi dari pribadi lawan bicara sih, tohkan pribadi tiap orang beda-beda. Baiknya ya cari aman aja~
7. Tes Kemampuan Bahasa Jepang (JLPT)
Layaknya TOEFL/TOEIC/IELTS pada Bahasa Inggris, Bahasa Jepang juga ada tesnya. Namanya Japanese Language Proficiency Test (JLPT). Ada bentuk lainnya juga sih, cuma yang paling umum dipakai itu ya si JLPT ini. Berbeda dengan TOEFL/TOEIC/IELTS yang diadakan berkali-kali dalam 1 bulan, JLPT hanya digelar 2 kali dalam setahun dan waktu serta tempat penyelenggaraannya ditetapkan langsung dari pusat. Umumnya serentak waktu pelaksanaannya. Karena waktu pelaksanaannya sudah jelas, umumnya kelas persiapan tes juga sudah jelas waktunya.
JLPT mengeluarkan hasil Lulus/Tidak Lulus dan disertai dengan nilai ujian. Karena sistemnya Lulus/Tidak Lulus, sedari awal peserta harus memilih level mana yang akan mereka ikuti ujiannya. Level terendah dari JLPT adalah N5, dan yang tertinggi adalah N1. Sepaham saya, di Indonesia biaya pendaftaran berbeda tiap levelnya. Makin susah, makin mahal. Sedangkan di Jepang, semua level dihargai sama di kisaran JPY 5,000. Mahal kan? Alhamdulillah saya ambil N1 sudah 2 kali, belom lulus lulus juga 😅 🤣. Makanya kalau gak lulus tuh berasaaaaaaaaa banget rugi bandarnya hahaha.
Lantas, untuk tinggal di Jepang butuh kemampuan Bahasa Jepang N berapa? Jawabannya sih ya tergantung tujuan tinggal di Jepangnya. Kalau untuk lanjut S1, teman teman saya di sekolah bahasa dulu umumnya disyaratkan minimal N3. Sepaham saya, lulus N3 dianggap sudah bisa komunikasi lancar untuk Bahasa Jepang sehari hari.
Nah, kalau kerja butuh N berapa? Ya balik lagi, kerjanya dibidang apa hahaha. Awal saya ke Jepang dibilanginnya minimal N3 tapi amannya N2 lah. Tapiiiiiiii pas saya cari kerja, umumnya persyaratannya N2 semua hahaha. Bahkan banyak juga yang minta N1. Kalau kerja dibidang keahlian khusus macem engineer, dsb, yang dibutuhkan gak cuma Bahasa Jepang sehari hari, tapi juga Bahasa Jepang untuk bidang tersebut. Alhamdulillah saya sudah lulus N2, lulusan Teknik Elektro, dan sangat berharap kerja dibidangnya karena gajinya yang menggiurkan. Tapi ya karena 専門言葉 (kosa kata kejuruan) saya masih sangat minim, jadilah ditolak dimana mana~ bisa jadi juga kemampuan saya dibidang tekni kurang si 🤔😆 Alhamdulillah-nya juga saya ada modal Bahasa Inggris, akhirnya kerja lah saya di perusahaan travel~
Baiklah, sekian poin poin tentang Bahasa Jepang yang menurut saya penting. Oh ya, perlu diingat bahwa semua tulisan saya berdasarkan ilmu yang saya dapat di sekolah bahasa, ataupun saya baca baca sendiri. Jadi kalau ada salah salah atau ada saran, monggi disampaikan di kolom comment. Yang lembut ya bahasanya~ suka ngeri aku tuh sama yang galak galak, huhuhu.
Daaaaaaa, sampai jumpa di postingan berikutnya!
Thanks sarannya ka. Tulisannya asik, membantu dan juga menghibur. Serasa lagi bicara langsung sma penulisnya hehe…
Waaa makasii! Seneng denger reponnya. Minta doanya ya biar saya gak mager buat nulis hahaha
Like!! Great article post.Really thank you! Really Cool.
1.kotana dipakai untuk menuliskan kata sarapan
2.huruf dlm bahasa jepang dibagi menjadi 2,kana dan kanji
3.untuk kosa kata sarapan ,huruf panjang umumnya dituliskan dengan ” _ “.
Sangat memuaskan
terima kasih 🙂
Hepiii banget bisa ketemu blog kece iniii
Wah makasih banyak, seneng banget bacanya hihi. Semoga bermanfaat ya!