Bahasa Indonesia Kehidupan di Jepang

Keluar dari Jepang part II

Hi manteman!

Ini merupakan lanjutan dari part I ya! Bagi yang belum baca part I monggo dibaca dulu biar nyambung~ Klik disini untuk part I yaaa 🥰

Pada part I dibahas persiapan yang baiknya dilakukan jauh jauh hari. Pada part II ini akan dibahas persiapan pindahan yang berkaitan dengan pajak dan hal-hal yang bisa/baiknya diurus mepet-mepet sebelum tanggal keberangkatan.

Mengembalikan kartu asuransi

Asuransi yang dimaksud disini yang dari pemerintah ya. Untuk asuransi swasta, karena aku gak pernah pakai, gak paham gimana pengurusannya. Saat menjadi pekerja otomatis saya harus bayar iuran Shakai Hoken (macem BPJS kayaknya). Begitu saya resign, saya langsung diminta untuk mengembalikan kartu asuransi saya ke pihak kantor. Setelahnya pun, saya mendapatkan surat cinta (ceileh) yang memberitahu bahwa asuransi saya sudah mati di tanggal 31 Mei (karena hari terakhir kerja saya ditanggal itu) dan apabila saya tetap memakai kartu asuransinya mungkin masih bisa dipakai tapi saya akan mendapatkan tagihan dikemudian hari.

Bagi yang menggunakan asuransi umum dari pemerintah, bisa lansung lapor ke Kuyakusho untuk masalah pemberhentian asuransi atau pendaftaran asuransi sementara. Pendaftaran asuransi yang dimaksud adalah, apabila seperti saya yang sudah resign dan tidak punya Shakai hoken ataupun asuransi lainnya, sedangkan tanggal kepulangan saya masih lama disarankan untuk daftar asuransi umum. Untuk jaga-jaga katanya. Kalau saya bagaimana? Enggak, saya modal Bismillah aja. Alhamdulillah baik baik aja tanpa asuransi selama 3 minggu di Jepang 😂

Mengurus pajak daerah (市民税)

Shiminzei merupakan pajak dari daerah dimana kamu tinggal. Misal kamu tinggal di Osaka tapi kerja di Kobe, maka shiminzei-ya tetep ngikut Osaka. Nah Shiminzei ini biasanya diumumkan jumlahnya pada bulan Juni-Juli. Untuk kamu yang bekerja, jumlah pajak yang harus dibayarkan disesuaikan dengan nilai gaji yang kamu terima. Makanya, ditahun pertama kamu kerja, kamu belum dikenakan pajak ini. Ditahun ke-2, pajak ini mulai ada dan langsung dipotong dari gaji kamu..

Ketika kamu mau pindah dari Jepang, pastikan kamu membayar semua tanggungan pajak yang kamu punya. Jangan sampai menyisakannya. Kalo kabur aja boleh gak? JANGAN! Mungkin bisa aja kalo mau kabur, tapi kamu bakal bikin citra Indonesia buruk dan gak menutup kemungkinan akan mempersulit pembuatan visa bagi warga Indonesia yang mau tinggal di Jepang.

Untuk wilayah Osaka-shi, kantor pajak dibagi berdasarkan 区 tempat kamu tinggal. Nah, berhubung dulu aku tinggal di Sumiyoshi-ku, untuk shiminzei ngikutnya ke kantor Abeno. Setelah nelp ke mereka katanya jumlah yang harus aku bayar sudah disampaikan ke kantor, dan setelah tanya ke kantor di slipnya tertulis 0. Dari yang aku pahami aku tidak perlu bayar lagi karena aku berhenti kerja bertepatan dengan bulan Mei dan keluar Jepang bulan Juni.

Jujur masalah hitung-hitungan pajak ini ribet banget. Even yang orang Jepangnya juga bingung hahaha. Baiknya kalian langsung telp aja ke kantor sesuai yurisdiksinya ya. Karena kalian ada itikad baik mau bayar pajak pasti dibantu kok.

Kemungkinan besar kalau kalian keluar Jepang selain pada bulan Juni dan Juli, kalian harus minta tolong teman kalian yang di Jepang untuk membayarkan pajak ini. Kenapa? karena hitung-hitungan pajaknya belum keluar. Siapa yang bisa ditunjuk? Baiknya orang yang kamu percaya dan utamakan orang Jepang. Karena aku gak mengalami ini, aku juga gak tau pasti. Cuma dari hasil research aku, ada yang bilang bisa juga orang asing yang punya 在留カード. Nah, tapi dari hasil bincang-bincang aku sama temen aku yang orang Jepang beliau sangat menyarankan agar orang Jepang saja yang ditunjuk. Jumlah pajak yang harus dibayarkan agaknya lumayan. Karena yang biasanya kita cicil bulanan dari pemotongan gaji, harus dibayarkan dalam 1 kali bayar.

Pindah alamat surat-menyurat

Setelah pindah dari Jepang, mungkin saja ada pihak yang tidak tau dan tetap mengirimi kamu surat ke alamat lama kamu di Jepang. Nah, biar itu surat gak sia-sia begitu aja kamu bisa urus surat-surat yang dikirimkan ke alamat lama kamu agar dikirimkan ke alamat lain di Jepang. Alamat lain itu alamat siapa? Minta tolonglah sama temen kamu yang masih tinggal di Jepang (paling bagus kalau alamatnya deketan ama alamat lama kamu, kasian pak pos 😂) supaya mereka rela untuk meminjamkan alamatnya haha.

Jadi, setelah mengisikan formulir di kantor pos semua surat yang ditujukan ke alamat lama rumahmu di Jepang, akan diteruskan ke alamat teman kamu yang didaftarkan di formulir. Setelahnya ya kontak-kontakan aja ama temennya kalo-kalo ada surat. Special thanks to Betari yang udah mau gw tumpangin alamatnya buat nerima surat surat eyke~

Pengalihan ini hanya akan dilakukan selama 1 tahun.

IMG_3037

Form yang diisikan seperti yang terlihat pada foto diatas (tolong abaikan background nya wkakakaka). Bagian yang diisikan akan diserahkan ke petugas pos, dan kita akan mendapatkan lembaran (seperti pada lembaran di foto) yang tertulis no IDnya (転居届受付番号) juga. Pelaporan ke kantor pos bisa mepet mepet. Saya sendiri lapor ke kantor pos 5 hari sebelum kepulangan saya ke Indonesia.

Lapor pindah ke 区役所

Saat akan pindah, sangat disarankan untuk lapor. Gunanya untuk apa? Memastikan agar kita tidak dikenakan pajak-pajakan/asuransi dan segala macam iuran lainnya lagi. Selain itu, memudahkan proses pengembalian nenkin. Apabila kita tidak lapor, kita harus menyertakan bukti bahwa kita sudah tidak berdomisili di Jepang lagi. Akan tetapi, apabila kita sudah lapor, sistem mereka sudah tahu bahwa kita sudah tidak lagi tinggal di Jepang. Pelaporan prosesnya cepat kok (kalau kantornya gak penuh ya, haha). Saranku sih kalo gak mau rame dateng pagi aja. Jadi kalopun rame masih dapet nomor antrian awal-awal. Ini juga mepet-mepet gak masalah. Saya ngurus ini 4 hari sebelum kepulangan ke Indonesia. Tips: yang mau ikut asuransi umum sementara, ngurusnya jangan berbarengan sama laporan pindah. Orang mau pindah kok malah daftar asuransi 😂

Urusan Nenkin (nunjuk perwakilan untuk pengurusan pajak)

Jeng jeng jeeeeeeengg, ini dia guest star yang mungkin udah ditunggu tunggu hahaha. Ngurus nenkin ribet gak? Hmm, tergantung. Karena saya kemarin masih lanjut kerja sampai detik-detik mau pulang, jadi ya ribet sendiri. Mana kerja, beberes, urus ini itu, mau dadah dadah ama temen temen di Jepang #malahcurcol. Sebenernya pengurusan nenkin itu hanya bisa dilakukan ketika kita sudah tidak punya alamat Jepang. Gampangannya, kita harus sudah keluar Jepang dulu baru bisa mengurus pengembalian nenkin. Lah, terus hubungannya sama curcol diatas apa? Hubungannya, misal nenkinnya udah dibalikin ama pemerintah Jepang, dari total uang yang harusnya kita terima, 20% bakal dipajakin ama mereka. Kalau pengan 20%nya balik kudu nunjuk orang Jepang jadi perwakilan pengurusan pajak. Nah, penunjukan ini harus dilakukan SEBELUM kita keluar Jepang. Karena saya sibuk, jadinya saya gak sempet nunjuk si perwakilan pengurusan pajak ini ㅠㅠ hiks. Masalah nenkin-nya dibahas kapan dong? Nanti ya kalau uangnya udah sukses cair hahaha. InsyaAllah bakal aku terangin seterang terangnya~

Saya gak ada pengalaman untuk proses penunjukan perwakilan pengurusan pajak, jadinya saya gak bisa cerita banyak. Baiknya sih diurus 1 bulan sebelum tanggal kepulangan. Or at least jangan mepet-mepet amat lah.

Ngebatalin kontrak HP

Selama tinggal di Jepang pasti pake HP dong. Umumnya si di Jepang paska bayar yang tentunya pake kontrak ya. Pembatalan kontrak ini bisa giri-giri kok diurusnya. Misal pesawat malam, siangnya diurus juga gak masalah. Yang perlu diperhatikan, yang namanya pembatalan kontraknya ada dendanya. Nah, pastiin uang buat bayar denda ini disisihin dulu ya. Minimal 1 man. Jumlah denda beda-beda tiap provider dan tipe paketannya. Mending telp / konsul ke kantor providernya. Pas saya sih maunya juga mepet-mepet. Tapi masalahnya flight saya hari minggu, khawatirnya kantor mereka tutup. Makanya hari Jum’at-nya (h-2) saya urus pembatalan kontraknya. Udah deg-degan bakal kena berapa. Alhamdulillah banget saya cuma kena 5,000 yen. Ya segitu kalo di rupiahin lumayan si, cuma itungannya udah murah untuk denda pembatalan kontrak.

Perlu diperhatikan, setelah kontrak dibatalkan, otomatis nomor hp tidak akan bisa dipakai. Karena saya masih punya nomor telkomsel, saya nyalakan roaming dan itu yang saya gunakan sampai dengan hari kepulangan saya. Nah yang perlu diperhatiin lagi nih, misal kamu beli HP di providernya (misal beli di au / softbank, dsb) pastiin cicilannya udah selesai. Kalau belum lunas, bisa jadi bakal minta lunasin sekaligus. Kalaupun sudah lunas jangan lupa agar hp-nya di unlock. Biaya unlock hp ini seingat saya sekitar 2,000-4,000 yen. Gunanya, agar hp yang kalian beli di provider bisa dipakai dengan sim card provider lain. HP terakhir saya sebelum meninggalkan Jepang dibeli di apple store sehingga tidak perlu di unlock. Begitu pembatalan kontrak selesai, langsung saya masukin sim card telkomsel dan tak ada masalah.

Penutupan akun rekening bank

Nah ini. Kalau ini sih pilihan menurut saya. Kenapa? Menurut saya ini abu-abu. Sangat dianjurkan untuk menutup tabungan / rekening bank. Tetapi, saya tidak bisa melakukannya, karena tagihan hp, listrik , dan wifi saya tidak bisa dibayarkan duluan. Saya memang disuruh oleh mereka untuk meninggalkan dana di rekening saya untuk pembayarannya. Udah bilang mau bayar duluan tetep gak dibolehin.. Sekedar info, beberapa bank (selain yucho) memungkinkan kamu menggunakan m-banking dari luar Jepang.

立ち合い

Tachiai yang dimaksud disini adalah pembatalan kontrak gas, wifi, dan pengembalian kunci rumah. Pada part I yang dibahas hanya menjadwalkan nelpon mereka. Kali ini yang dibahas apa yang harus disiapkan saat hari H tiba. Kalau kamu berniat tinggal di apartemen / tempat tinggal kamu sampai sebelum berangkat keluar Jepang, ketiga hal ini bisa dilakukan super giri-giri. Pesawat saya malam, abang-abang gas dan wifi datang di pagi hari (午前中) dan saya mengembalikan kunci apartemen di sore hari. InsyaAllah gak ada masalah. Tapi memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Apa aja ni yang kudu diperhatiin?

  1. Pastiin kamu ada di rumah pada waktu yang sudah disepakati (yhaaaaaaaa ialaah 🤣🤣🤣).
  2. Kalau kamu udah gak punya nomor hp Jepang, kabari mereka kalau kamu udah gak punya no hp, dan minta mereka untuk datang sesuai jadwal yang sudah disepakati.
  3. Siapkan inkan. Besar kemungkinannya inkan akan digunakan untuk ttd ini itu.
  4. Siapkan uang cash. Kalau-kalau kamu harus bayar sesuatu ditempat. Walaupun pada saat kamu buat janji temu ada baiknya kamu nanya apakah ada yang harus dibayarkan atau tidak. Tukang tipu jarang sih, cuma kan jaga jaga aja.
  5. Pastiin barang yang harus kamu kembalikan itu dalam keadaan baik dan lengkap. Contohnya, saya langganan wifi tapi routernya nyewa. Maka saya harus mengembalikan routernya dalam keadaan baik. Pastiin pas orangnya dateng itu router juga dibawa pulang ama dia haha. Apabila kamu tinggal di apartemen yang dilengkapi furniture, pastiin juga barang-barangnya dalam keadaan baik. Kalau rusak gimana dong? Ya lapor ke orangnya saat mengembalikan kunci. Jangan jadi pengecut, lapor yang dirusakin yang mana dan bayar dendanya. Daripada ditagih di akhirat? #hayoloh😂 Pastikan juga kunci yang dikembalikan jumlahnya sesuai. Kalo ngilangin kunci, pastinya ada denda hahaha.

 

Lapor di imigrasi

Nah, ini step yang terakhir. Jadi, kayak yang temen-temen tau, bagi pemegang residence card (在留カード) kalau mau keluar Jepang, wajib isi formulir keberangkatan. Formulir itu menyatakan apakah kita akan kembali lagi selama visa masih berlaku atau tidak. Pastikan kamu ngisi yang tidak akan kembali lagi. Kenapa? Kalau kamu ada niatan balik lagi saat visa masih aktif, maka pembayaran pajak, nenkin, dll akan terus berjalan. Kamu akan ditagih nantinya. Makanya, amannya laporlah bilang pindah keluar dari Jepang. Dengan demikian kamu tidak bisa kembali ke Jepang menggunakan sisa visa-mu. Kalau mau ke Jepang lagi ya urus visa lagi azaaaa, hihi. Nah, berhubung saya keluar Jepang saat pandemi begini, saya diingatkan berkali-kali bahwa saya tidak akan bisa kembali ke Jepang dalam waktu dekat. Setelah pengecekan passport dan 在留カード , kartu kamu bakal dikembaliin tapi dibolongin sama mereka sebagai tanda bahwa kartunya sudah tidak valid lagi. Daaann.. selesai sudah. Resmi sudah keluar dari Jepang dan sudah tidak berstatus resident lagi~

 

Secara garis besar sih itu aja menurut saya untuk pindahan keluar Jepang. Kalau di list, awalnya kayak banya banget si to-do list nya. Tapi setelah dikerjain semuanya pelan-pelan, Alhamdulillah selesai juga kok. Capek sih, bikin stress. Ampe nangis gak? Ampe nangis kok wkakaka. Bukan gegara emosional mau pisah ama Jepang tapi gegara punya barang kebanyakan. Diberesin gak abis-abis 😦

Oke deeh segitu dulu sharing kali ini. Doakan saya semangat nulis posting-an yang tertunda hahaha. Yang mau request topik boleh juga loh!

Oh ya, jangan lupa follow IG dan like FB-nya @ZentaiJapan yaaaa hihih #promosi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: